Waktu Yang Disia-siakan

Tidak ada keinginan untuk membusungkan dada atau mengumbar kebanggaan atas prediksi saya terhadap musim ini. Seseorang yang awam macam saya ini saja bisa menduga bahwa kejadian-kejadian seperti pemain backup yang cedera, lini depan yang mandul, atau keseimbangan tim yang rusak, besar kemungkinan terjadi dengan komposisi pemain yang ada.

Giroud adalah striker kelas FA Cup. Titik. Performanya tidak konsisten. Ada hari dimana ia bisa menjadi Thierry Henry, namun ada kalanya ia linglung bak Marouane Chamakh. Bermain di kompetisi marathon ala BPL membutuhkan pemain konsisten.

Arteta sebagai plan B? Jelas ini merupakan kesalahan dalam perencanaan. Seorang Schneiderlin yang jelas-jelas telah menyatakan lebih tertarik ke Arsenal (asumsi media yang memberitakan benar) dibiarkan begitu saja dan lebih memilih menghemat extra £5-£10m plus memainkan Arteta di UCL dan Flamini di CoC/FA Cup. Luar biasa.

Akhirnya, keseimbangan tim-lah yang menjadi korban. Padu padan trio Kos-Gabriel/Per-Le Coq tidak memiliki backup yang setara. Akui saja.

………

Sejujurnya saya sudah expect hal ini akan terjadi pada perhelatan UCL kita (lihat tulisan saya yang membahas level pemain-pemain Arsenal). Yang membuat kesal adalah kenyataan bahwa hal ini amat mudah diprediksi untuk terjadi. Hampir seperti terjadinya hujan kala langit mendung. Indikasinya sudah ada, hanya tinggal menunggu kejadiannya untuk terjadi. Shit. Seperti pasrah pada takdir.

Berbulan-bulan periode transfer musim panas disediakan dan kita masih bertingkah bukan seperti tim miskin tapi lebih seperti tim paman gober (alias super pelit). Masih juga menunggu hingga akhir periode transfer untuk melakukan aksi.

Sebuah kejahatan besar menyia-nyiakan umur seorang Özil dan Sanchez. Mereka tidak bertambah muda. Dan di usia primanya, Arsenal dengan tega membiarkan mereka bermain dengan pemain-pemain yang sudah tidak berada di level terbaiknya, seperti Arteta misalnya. Coba bayangkan kalau mereka bisa bermain dengan Schneiderlin dan Aguero (atau Cavani yang notabene diincar Arsenal)?

Arteta dan Flamini bukanlah backup. Schweinsteiger, Fernandinho, Ramires, itu baru namanya backup. Ketika backup tidak berada di level yang kurang lebih sama, otomatis keseimbangan tim akan rusak.

Entah kenapa tapi sepertinya ada obsesi dari seorang Wenger untuk melahirkan Thierry Henry-Thierry Henry baru. Diamond in a rough. Hal ini kemudian menghalanginya untuk menggelontorkan uang lebih. Kenapa saya masih merasa seperti klub yang sama 4-5 tahun yang lalu?

Wenger semakin mendekati akhir masa kontraknya. Bukankah sebaiknya ia berusaha mati-matian untuk meninggalkan kesan baik di klub ini? Tidakkah ia ingin dikenang sebagai orang yang membuka lembaran ceritanya di Arsenal dengan piala, melaluinya dengan invincible, stadion, brand yang mendunia, dan mengakhirinya dengan torehan piala yang belum pernah dimenanginya, Piala Liga Champions?

.

.

.

.

.

.

.

.

Eh tapi, tunggu dulu, memangnya Dynamo Zagreb punya pemain yang lebih bagus dari kita?

About Arsya The Gooner

I'm forever Arsenal.

Leave a comment