Melawan Barcelona

Tidak ada yang lebih menggugah perasaan seorang gooner dalam mengawali permulaan tahun 2016 selain pembahasan mengenai laga 16 besar melawan Barcelona. Belum ada racikan jitu yang bisa diramu oleh Arsenal untuk melewati hadangan tim kebanggaan negeri Catalan tersebut. Apabila kita cermati laga El Classico November 2015 lalu, kala gawang Keylor Navas dijebol empat kali tanpa ampun, rasa-rasanya hampir tidak ada harapan untuk lolos. Ketakutan saya ini bukanlah tanpa alasan. This is worse than Bayern.

MSN.

Trio Messi-Suarez-Neymar mungkin menjadi grup penyerang terbaik di dunia saat ini. Daerah operasional mereka adalah ruang antara defensive dan midfield line lawan. Bagaimana kita akan mematikan mereka amat bergantung pada bentuk formasi bertahan yang dibangun Wenger. Neymar adalah tipe pemain yang sering melakukan cutting-inside layaknya seorang inverted winger. Kita sudah menyaksikan bagaimana Bellerin kesulitan meredam tusukan Coman di laga grup. Mertesacker yang bagus kemampuan membaca permainannya akan mengalami ujian berat. Ada baiknya apabila Wenger mempertimbangkan menurunkan Gabriel sebagai tandem bagi Koscielny mengingat ia memiliki pengalaman reguler bermain melawan Barcelona saat masih menjadi andalan Villareal. Terlebih, Gabby, bersama Kos, memiliki kecepatan yang amat diperlukan untuk melakukan interception cepat. Hal ini menjadi penting karena build up Barca sering dibangun melalui kombinasi Iniesta, Neymar, Rakitic dan ini harus diintersep dengan cepat. So, this game is about speed. Bellerin-Gab-Kos-Monreal adalah formasi pilihan saya menghadapi gempuran MSN. 

Pressing dan Possession.

Sedikit berbeda dengan Barca-nya Guardiola, Luis Enrique sepertinya bukan pemuja konsep possession. Hal ini dapat terlihat dari bola-bola panjang ke depan yang sering dikirimkan oleh bek-bek mereka. Namun, prinsip possession benar-benar mereka aplikasikan dengan baik saat kehilangan bola. Tepat setelah bola berpindah ke tangan lawan maka akan langsung terjadi transisi dari menyerang  ke bertahan. Setiap pemain segera mengidentifikasi lawan yang terdekat dengannya untuk menutup jalur passing. Sementara itu, 3-4 pemain yang paling dekat dengan bola membentuk formasi berburu layaknya serigala dan memperkecil ruang gerak lawan. They hunt like a pack of wolves, f**k! Pemain sekelas Ronaldo7, Benzema, dan Bale saja kesulitan melakukan penetrasi ke daerah pertahanan Barcelona.

Satu hal yang juga membuat saya kagum adalah bagaimana para pemain El Barca mengaplikasikan konsep support sepakbola possession. Selalu ada passing option yang bisa diambil oleh seorang pemain Barca yang sedang memegang bola. Seolah-olah pressing gencar lawan menjadi tak berarti. Tik-tak-tik-tak. Mulus tanpa hambatan. Hal ini terkadang membuat saya geram saat menyaksikan Arsenal bermain. Konsep support ini kerap kali diterapkan setengah-setengah. 

Saya tidak bermaksud mengecilkan hati gooners. Namun, ini adalah realita. Saya sendiri, jauh di dalam palung hati terdalam, bermimpi bahwa Arsenal masih punya peluang lolos ASALKAN mereka fokus pada 3 hal: speed, timing, dan compactness.

Belajar dari laga El Classico, banyak hal yang bisa menjadi inspirasi bagi Wenger. Di laga tersebut, Madrid bukan tidak pernah membahayakan gawang Barca. Crossing-crossing cepat Marcelo dan Bale (yang tampaknya suka bermain di sayap) ke dalam kotak penalti sering disambut oleh Ronaldo dan Benzema. Tidak jarang bek sayap asal Brazil tersebut melepaskan tembakan ke arah gawang. Hal ini kerap merepotkan Bravo. Artinya, peran Monreal dan Bellerin justru teramat penting saat menyerang karena para fullbacks ini bisa menjadi fox-in-the-box bagi Arsenal yang membutuhkan extra man di sepertiga daerah lawan.
Speed akan menjadi kunci bagi Arsenal terutama saat transisi menyerang. Segera sebelum para pemain Barca membentuk formasi serigala jahanamnya, para pemain kita harus dengan efektif mengirimkan bola ke sepertiga daerah lawan dan di waktu yang tepat segera melesakkan tembakan kearah gawang. Ba-bi-bu cingcong tanpa arti, oper sana oper sini, hanya akan berujung pada counter-attack dan kebobolan. Yang harus dilakukan the gunners adalah Passing-passing-shoot-defend-pressing-repeat. Cepat. Tuntas. Oleh karenanya saya tidak akan terkejut apabila Wenger memilih formasi Alexis-Walcott-Campbell/Ox di depan. 

Arsenal harus belajar dari pengalaman dibantai oleh Muenchen pada fase grup kemarin. Space between defensive dan midfield lines masih menjadi kelemahan kita dalam bertahan. Ini harus diperbaiki. Mudah-mudahan Coquelin sudah bisa diturunkan. Kemampuan membaca permainan lawan membuatnya menjadi pemain terbaik untuk menjaga daerah ini. Namun, apabila memang nasib malang harus diterima, mari berdoa agar rumor Elneny menjadi kenyataan. Setidaknya kita punya pemain yang mungkin bisa bermain baik di posisi ini. Mungkin.

Selain open play, Arsenal juga harus mengoptimalkan set piece. Kalau perlu, drill-drill hapalan kala latihan bisa menjadi pilihan. Terakhir, aggresifitas  dalam bertahan harus ditunjukkan selama 90 menit. Barcelona memang hebat tapi bukan berarti mereka tidak bisa dikalahkan. Para pemain Arsenal hanya perlu menghilangkan mental inferior dari diri mereka.

About Arsya The Gooner

I'm forever Arsenal.

Leave a comment