Winning Eleven

Saat jendela transfer belum juga resmi dibuka, Arsenal sudah mengumumkan bergabungnya salah satu kiper terbaik dekade ini, Petr Cech. Dua musim lalu saya masih menghabiskan waktu saat subuh, merefresh Arsenal.com hanya untuk membuktikan kebenaran berita bahwa Özil resmi bergabung. Tarik lebih kebelakang, kita harus hidup dengan kenyataan bahwa Squilacci terpaksa menjadi andalan di sektor pertahanan.

Ada sebuah progress yang terlihat. Sebuah ambisi seorang Arsene Wenger di masa-masa akhir kontraknya bersama Arsenal. Berharap gelar tentunya tidak lepas dari kekuatan pemain-pemain yang akan digunakan. Disini saya coba klasifikasikan setiap pemain yang kira-kira akan menjadi starting XI di musim depan, ke dalam kategori-kategori khusus:

  • UCL level – artinya pemain ini bisa membuat Arsenal berbicara banyak di Liga Champions
  • BPL level – Memperbesar kemungkinan AFC untuk menjadi juara Liga Inggris
  • Cup level – Berkontribusi penuh dalam membantu Arsenal memenangkan FA, Carling, Community Shield, Emirates, dll.

Sebagai dasar penyematan kategori diatas, saya membandingkan data statistik mereka dengan tim-tim terbaik musim lalu. Barcelona, selaku tim terbaik Eropa musim lalu, dan Chelsea, sang juara BPL, adalah pembanding-pembanding yang sesuai. Aspek-aspek yang dinilai juga tidak semua karena akan menjadi terlalu banyak. Penilaian striker akan berbeda dengan bek sayap. Tapi, secara keseluruhan performa seorang pemain secara statistik terwakili oleh “Total Score”. Silahkan cek squawka.com apabila ingin mengetahui detil aspek-aspek yang lain.

Here’s my starting XI next season:

GK – Petr Cech
Level: UCL

Commanding GK. Itu yang dicari Wenger. Kualitas yang tidak dapat ditangkap oleh statistik. Pengalamannya mengangkat trofi UCL memberikan keuntungan bagi Arsenal. Sebuah atribut-atribut kualitatif yang belum dimiliki Szczesny (Cup level) yang hampir pasti akan menjadi no 2 musim depan.

cech

CB – Laurent Koscielny
Level: UCL

Sudah 2 kali ia digosipkan diincar oleh klub-klub besar. Musim lalu oleh Muenchen, musim ini Madrid. Seseorang yang nyaman ketika bermain sepakbola possession. Namun yang juga cukup tangguh ketika harus “memarkir bus”, sesuatu yang mungkin terjadi ketika bermain menghadapi tim-tim macam Barcelona atau Muenchen. Kelemahannya hanya di timing tackling yang masih sering tidak pas sehingga menyebabkan pelanggaran di daerah berbahaya atau akumulasi kartu. Chambers (Cup Level) dan Gabriel (not rated) sebagai generasi penerusnya memiliki karakter yang sama dari sisi kenyamanan memainkan bola dan roaming forward sampai melebihi garis tengah.

kos

CB – Per Mertesacker
Level: BPL

Terjadi perpecahan diantara gooners ketika membicarakan bek jangkung ini. Ada yang mendukung, ada yang meragukan. Kelemahannya yang paling jelas adalah speed. Bermain dengan high defensive line, tentu anda ingin ada sedikit speed di tim ini? No? Walaupun, musim lalu, ia membuktikan bahwa menjaga Raheem Sterling (Liverpool home) bukanlah sesuatu yang sulit dilakukan. Per memiliki positional play dan pengalaman yang luar biasa.

blind

FB – Nacho Monreal
Level: BPL

Coba sesekali perhatikan dengan seksama bagaimana Monreal melakukan kontrol atas bola lambung. Beauty. Touch of Silk. Ia membuktikan bahwa ia lebih baik dari Gibbs (Cup level) dalam hal menyerang dan bertahan. Mungkin disebabkan oleh jam terbang yang lebih banyak. Ia menunjukkan peningkatan grafik kemajuan. Terbukti ia sekarang sudah menjadi pilihan no 1. Satu hal yang paling menarik perhatian saya adalah bagaimana ia sering menjadi fox in the box. Menyusup ke daerah kotak penalti lawan, lalu, BOOM, sebuah gol tercipta. Sepertinya sedang ada tren yang mengarah pada pengoptimalan fullback sebagai tambahan jumlah orang ketika menyerang, sebut saja Ivanovic, Coleman, Alaba, Marcello, Alves, dll.

monreal

FB – Mathieu Debuchy
Level: BPL

Pasti banyak diantara anda yang bertanya kenapa bukan Bellerin (Cup Level). Jawabannya: satu musim belum cukup untuk dapat dijadikan patokan yang kuat dalam menilai konsistensi pemain. Saya masih percaya, dengan ketangguhan dan pengalamannya, seorang Debuchy yang menjadi pilihan no 1 di posisi bek kanan Prancis (bahkan Sagna No 2) adalah bek yang siap konsisten sepanjang musim.

debuchy

MF – Francis Coquelin
Level: Cup

Mengawali musim lalu di Charlton, hanya untuk mengakhirinya di podium stadion Wembley. Heroik. Grafik progressnya meningkat tajam. Player of the season #2 pilihan fans setelah Alexis. Secara statistik lebih baik dari Matic Chelsea. Arteta (Cup level) sepertinya harus merelakan posisinya diambil oleh Le Coq. Flamini (Cup level) mungkin harus mencari klub baru kalau ia ingin bermain secara rutin. Tapi, layaknya Bellerin, saya tidak ingin terlalu cepat mengambil kesimpulan hanya dalam 1 musim.

le coq

MF – Santi Cazorla
Level: UCL

Pria kecil ini simply “Pirlo of Arsenal” atau “Xavi of Arsenal”. Seseorang yang mengambil dari kedalaman. Wenger harus segera mempersiapkan deep-lying playmaker sekaliber Cazorla pada diri Wilshere (BPL level) atau seseorang dari luar. Karena kalau tidak, siap-siap untuk menangis saat ia tidak lagi tergabung di tim ini.

santi

MF – Mesut Özil
Level: UCL

Kita sudah punya destroyer (Coquelin), speed devil (Walcott, Ox), dan jogo bonito (Alexis, Cazorla). Kenapa anda merasa Özil harus menunjukkan kemampuan untuk menjadi ketiga-tiganya supaya bisa dijustifikasi sebagai world class? Kita harus punya tipe pemain yang lain untuk melengkapi tim ini. Özil adalah seorang space interpreter, master of delivery, a wizard, naga dalam kisah dragonball, apapun istilah yang menggambarkan seseorang yang bisa menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Masih kurang? He’s a World Cup champion bitch, now shut up and sit down.Rosicky (Cup level) akan menjadi pelapis yang mumpuni kala Özil perlu istirahat.

oezil

MF – Alexis Sanchez
Level: UCL

Missing puzzle yang dicari-cari selama ini. Seorang “Walcott” di sektor kiri namun dengan skill dan penyelesaian yang lebih baik. Mereka adalah orang-orang yang melakukan run-in behind defence. Tanpa mereka, Arsenal hanyalah tim tippy-tappy tanpa penetrasi.

sanchez

MF – Aaron Ramsey
Level: BPL

Karenanya lah Wenger tidak mengaktifkan klausul buyback Fabregas. Karenanya lah berita Vidal hanyak akan jadi rumor belaka. Salah satu box to box terbaik di PL. Menarik untuk ditunggu bagaimana Wenger akan menyusun lapangan tengahnya mengingat disana ada nama-nama lain seperti Walcott (BPL level) dan Chamberlain (BPL level).

rambo

ST – Olivier Giroud
Level: Cup

Setelah mengamati Giroud beberapa musim, saya sampai pada kesimpulan bahwa ia belum berada di level yang saya harapkan. Saya justru berharap banyak pada Welbeck (Cup level) yang lebih muda dan masih ada peluang berkembang.

Giroud

Summary
UCL level: 5 orang
BPL level: 6 orang
Cup level: 10 orang

Dengan berbekal 11 pemain yang memiliki kategori UCL dan BPL, sebetulnya Arsenal berpeluang besar menjuarai Liga Inggris 2015/2016. Tapi, apakah kita punya pemain di setiap posisi dengan, minimal, kualitas BPL? Striker dan DMF masih menjadi pertanyaan besar. Pembelian Cech dan penjualan Ospina yang baru satu tahun bergabung jelas menunjukkan niat Wenger untuk segera merealisasikan piala BPL. Tapi, siapkah dia berjudi dengan kemungkinan bahwa Coquelin tidak akan menunjukkan performa serupa di musim depan? Siapkah ia menerima kenyataan bahwa Arsenal tidak bisa mengandalkan Giroud untuk menjadi penentu di laga-laga ketat menghadapi big 4? Saat Alexis dikunci mati seperti saat bertanding di Stamford Bridge musim lalu, praktis ia tidak punya alternatif lain. Dengan kontraknya yang tersisa 2 musim lagi, Wenger pasti sudah melakukan kalkulasi untuk memenuhi ambisinya. Mari kita tunggu, transfer window masih panjang.

About Arsya The Gooner

I'm forever Arsenal.

Leave a comment