Kreativitas dan Konsistensi

Tick…tock…

Waktu terus berlalu. Beberapa orang dijajaran managerial Arsenal mungkin belum sempat tidur dalam beberapa hari ini. Sibuk. Pulsa mobile phone hampir pasti membengkak. Harapannya, seorang Messiah bisa hadir sebelum jendela transfer ditutup.

Tapi, betulkah yang dibutuhkan Arsenal adalah tambahan bintang?

Sepakbola bukanlah ilmu pasti. Sesudah membantai Liverpool di minggu sebelumnya, City harus kalah dari Stoke. Madrid harus merelakan keunggulan 2 gol nya, dan menyerah di tangan Sociedad 3-2. Apakah City dan Madrid kekurangan pemain bintang? Tentu tidak. Lalu apa? Sulit untuk menjawabnya.

Banyak faktor yang terlibat di dalam sebuah permainan sepakbola. Pemain bola juga manusia, seperti yang diutarakan Guardiola, “I’m not dealing with football players, I’m dealing with people”. Ordinary people yang punya masalah dan intrik dalam kehidupannya, seperti kita. Mempertahankan motivasi mereka untuk selalu diatas adalah kuncinya.

Saya bukan manager atau punya pengalaman jadi manager tapi saya rutin bermain dan menonton bola (terutama match Arsenal) setiap minggu. Dan berdasarkan pengalaman minim ini, kesimpulan saya adalah:

1. Menyerang memerlukan kreativitas, variasi, dan penyelesaian akhir. Skema monoton dan skill individu yang minim akan sangat menyulitkan sebuah tim untuk mencetak gol. Skema permainan juga harus menyesuaikan dengan karakteristik pemain yang dimiliki. kalau tidak, sebuah tim hanya bisa berharap pada kesalahan yang dilakukan oleh pemain lawan. Bisa jadi ini adalah alasan kenapa Arsenal sulit menang melawan klub-klub top 4 yang tentunya akan menerapkan disiplin maksimal tanpa kesalahan, kala melakoni big match.

2. Bertahan, kebalikan dari menyerang, memerlukan konsistensi dan konsentrasi. Tutup semua ruang di belakang. Fokus menjaga penyerang lawan kala set piece atau open play. Lakukan semua itu secara berulang-ulang selama 90 menit, maka niscaya gawang anda aman.

Bukan tanpa alasan banyak gooners yang ingin agar Wenger mendatangkan striker berharga jutaan pounds. Melihat Sanogo berjibaku, kesulitan berbuat sesuatu menghadapi bek LCFC seolah memberi kesan kemampuannya di bawah par. Tapi, apakah anda salah satu diantara orang yang memujinya ketika Arsenal membantai Benfica di ajang Emirates Cup kemarin?

Saya bingung, terkadang Arsenal bermain seolah memiliki gameplan (Muenchen away musim lalu) tapi kemudian seperti tanpa skema apa-apa (Liverpool away musim lalu). Konsistensi kala bertahan dan kreativitas saat menyerang amat fluktuatif dari satu game ke game lainnya. Seperti menaiki sebuah roller coaster. Minggu ini anda diberi harapan dengan penampilan super apik  hanya untuk dikecewakan lagi di minggu berikutnya. Arsenal saat ini bukanlah Arsenal yang 9 tahun tanpa trofi. Ini adalah Arsenal jawara FA Cup musim lalu (+ Alexis Sanchez). Masalahnya, saingan kita yang lain juga melakukan upgrade dari segi pemain maupun skema bermain. Sehingga, bukan tidak mungkin kita akan terus tertinggal. Mencapai Top 4 di musim ini akan sangat berat. Spurs dan United memiliki peluang (walau kecil) untuk bersaing merebut spot liga Champions. Tim-tim kuda hitam macam Everton, Stoke, dan Southampton juga bisa menjadi batu sandungan bagi Arsenal. Dan jangan lupa semangat Liecester, Burnley, dan QPR yang tidak ingin kembali ke Championship.

Ini bukan kritik terhadap Wenger. Saya masih percaya bahwa Ia adalah orang yang tepat mengawal AFC di masa transisi ini. Harapan saya hanya agar kreativitas dan konsistensi itu bisa dijaga sepanjang musim.

Saya tidak terdengar seperti WOB kan?

About Arsya The Gooner

I'm forever Arsenal.

Leave a comment